Ditulis
oleh: Andras Salmany Ramdan (23041184402)
Surabaya-Merantau merupakan sebuah
mobilisasi yang sering dilakukan khususnya oleh para mahasiswa baru di tahun
ajaran baru perkuliahan. Indonesia juga merupakan sebuah bangsa yang plural,
jadi sudah semestinya seseorang akan mengalami culture shock saat menjajahi
wilayah dan daerah yang baru. Seperti mahasiswa yang berkuliah dari Bogor ke
Malang.
Menurut wawncara dengan mahasiswa
baru Universitas Brawijaya, Zahra Aulia Putri, dari program studi agribisnis
pada Sabtu, 23 September 2023, ia mengalami culture shock yang biasa dirasakan
oleh mahasiswa baru khususnya yang berkuliah di daerah Malang. Ia menuturkan
ada beberapa hal yang membuatnya terkejut saat datang dan memulai hidup barunya
di Malang. Mulai dari cuaca yang dingin, berbeda dengan di Bogor yang memiliki
suhu hangat, hingga perlu beradaptasi dengan makanan khas daerah tersebut. Nasi
goreng merah merupakan makanan yang menarik perhatian lebih oleh Zahra.
Menurutnya, nasi goreng di daerah Bogor tidak sepatutnya berwarna merah, dan
itu dirasa unik baginya saat datang ke Malang dan mengkonsumsi nasi goreng
merah tersebut.
Sebagai seorang anak muda yang
merantau, homesick juga merupakan sebuah momok menakutkan yang pasti terjadi
kepada seorang perantau. Homesick secara sederhana adalah kondisi dimana
seseorang kangen dengan rumah. “Saat pertama kali merantau ditinggal oleh orang
tua, saya merasa biasa saja sebetulnya, tetapi lama kelamaan, semakin pikiran
runyam dengan tugas dan kehidupan perkuliahan, rasa pengen pulang itu ada,
mungkin ini terjadi pada saya sekitar kurang lebih1 bulan.” Kata Zahra, Sabtu
(23/9/2023).
Ada banyak hal yang bisa dilakukan
untuk mengatasi culture shock dan khususnya homesick. Menurut Zahra, cara
paling ampuh untuk menghadapi kedua situasi tersebut ialah dengan menyibukkan
diri. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang tentunta positif di lingkungan
kampus, itu bisa menjadi sebuah distraksi agar sedikit bisa meredam dan
melupakan rasa ingin pulang yang menggebu-gebu dibenak seorang anak perantau.
Zahra berpesan kepada para calon
maba dimanapun yang akan merantau, untuk melakukan persiapan dengan sangat baik
dan matang. Mulai dari memenuhi peralatan yang harus dibawa saat nanti memulai
kehidupan kost, mengasah skill pekerjaan rumah yang basic, seperti memasak,
mencuci, dan berbenah. Dan tidak lupa, skill bersosialisasi dan problem solving
merupakan modal yang penting untuk memulai kehidupan di perantauan.
Komentar
Posting Komentar